Selasa, 01 Maret 2016

Pertumbuhan Gigi

1.      Bagaimana proses pertumbuhan gigi ?
1)      Tahap formasi gigi

a.    Tahap Inisiasi (bud stage)
Tahap inisiasi merupakan penebalan jaringan ektodermal, merupakan gambarab morfologi pertama dari perkembangan gigi. Pertumbuhan ektomesenkim berasal dari neural crest., menunjukkan induksi primer dalam odontogenesis. Jaringan odontogenik primer dapat dibedakan dan dikenali sebagai lamina dental pada awal kehamilan 28 hari. Dental lamina terlihat sebagai suatu penebalan jaringan epitel pada tepi lateral dari stomodeum, dan pada saat membrane oropharingeal pecah. Penebalan epitel berkembang sampai batas inferior lateral dari tulang maksila dan pada batas superolateral dari lengkung mandibula, kedua hubungan tersebut membentuk tepi lateral dari stomodeum. Permukaan epitel odontogenik timbul pada usia perkembangan 35 hari, pada batas inferior lateral dari tulang frontonasal, menimbulkan 4 daerah yang terpisah dari jaringan odontogenik gig geligi rahang atas. Gigi anterior atas berasal dari lamina gigi dalam tulang frontonasal, dan gigi posterior atas berasal dari tulang rahang atas. Gigi geligi rahang bawah berkembang dari daerah lamina dental kiri dan kanan. Gabungan dari 4 pita epitel odontogenik rahang atas membentuk lamina dental yang bersambungan dan terjadi pada usia kehamilan 37 hari. Secara bersama-sama daerah epitel odontogenik rahang bawah menyatu menjadi satu sepanjang garis tengah. Dental lamina atas dan bawah membentuk pita seperti tapal kuda. Pada beberapa hari di bawah ridge rahang terjad pembiakan dari sel epitel jaringan selaput lender ke dalam jaringan mesoderm yang terlihat sebagai suatu bentuk kuntum.
























Gambar 1. Siklus hidup gigi. (A–D)Tahap perkembangan gigi. (A)Inisiasi (bud stage), (B)Proliferasi (cap stage), (C)Histodiferensiasi, Morfodiferensiasi (bell stage), (D)Aposisi dan dilanjut dengan tahap kalsifikasi, (E)Sebelum erupsi, (F)Setelah erupsi, (G dan H) Atrisi, (I) Resesi gingiva dan kehilangan jaringan pendukung sehingga terjadinya eksfoliasi. Modified from Schour and Massler.























b.   Tahap proliferasi
Proyeksi dari lamina dental meluas sampai ke dasar mesenkim pada tempat yang khusus dan membentuk primordial dari gigi primer (organ enamel). Sewaktu sel-sel membiak organ gigi bertambah besar ukurannya.
Lapisan sel-sel mesenkim yang berada pada lapisan dalam mengalami proliferasi, memadat, dan bervaskularisasi membentuk papila gigi yang kemudian membentuk dentin dan pulpa pada tahap ini. Sel-sel mesenkim yang berada di sekeliling organ gigi dan papila gigi memadat dan fibrous, disebut kantong gigi yang akan menjadi sementum, membran periodontal, dan tulang alveolar.
            A                                                         B
Gambar 2. A - Inisiasi (bud stage), B - Proliferasi (cap)

c.       Histodiferensiasi (bell stage)
Terjadi diferensiasi seluler pada tahap ini. Sel-sel epitel email dalam (inner email epithelium) menjadi semakin panjang dan silindris, disebut sebagai ameloblas yang akan berdiferensiasi menjadi email dan sel-sel bagian tepi dari papila gigi menjadi odontoblas yang akan berdiferensiasi menjadi dentin.

Gambar 3. C – Histodiferensiasi

d.      Morfodiferensiasi
Sel pembentuk gigi tersusun sedemikian rupa dan dipersiapkan untuk menghasilkan bentuk dan ukuran gigi selanjutnya. Proses ini terjadi sebelum deposisi matriks dimulai. Morfologi gigi dapat ditentukan bila epitel email bagian dalam tersusun sedemikian rupa sehingga batas antara epitel email dan odontoblas merupakan gambaran dentinoenamel junction yang akan terbentuk. Dentinoenamel junction mempunyai sifat khusus yaitu bertindak sebagai pola pembentuk setiap macam gigi. Terdapat deposit email dan matriks dentin pada daerah tempat sel-sel ameloblas dan odontoblas yang akan menyempurnakan gigi sesuai dengan bentuk dan ukurannya.

e.       Aposisi
Terjadi pembentukan matriks keras gigi baik pada email, dentin, dan sementum. Matriks email terbentuk dari sel-sel ameloblas yang bergerak ke arah tepi dan telah terjadi proses kalsifikasi sekitar 25%-30%.

2.      Waktu erupsi gigi

Tabel Erupsi & Kalsifikasi Gigi Permanen
Urutan Erupsi
Gigi
Kalsifikasi Dimulai
Mahkota Lengkap 
(Tahun)
Erupsi 
(Tahun)
Akar Lengkap 
(Tahun)
1
Molar 1 
Maxilla
9 bulan
2,5-3
6-7
9
2
Molar 1 
Mandibula
9 bulan
2,5-3
6-7
9
3
Insisivus 1 
Mandibula
   3-4 bulan
       4-5
      6-7
      9
4
Insisivus 2 
Mandibula
3-4 bulan
4-5
7-8
10
5
Insisivus 1 
Maxilla
3-4 bulan
4-5
7-8
10
6
Insisivus 2 
Maxilla
12 bulan
4-5
8-9
11
7
Caninus 
Mandibula
4-5 bulan
6-7
9-10
12-14
8
Premolar 1 
Mandibula
1,75 – 2 tahun
5-6
10-12
12-13
9
Premolar 1 
Maxilla
1,5 tahun
5-6
10-11
12-13
10
Premolar 2 
Maxilla
2 – 2,5 tahun
5-6
10-12
12-14
11
Premolar 2 Mandibula
2,25 – 2.5 tahun
6-7
11-12
13-14
12
Caninus 
Maxilla
4-5 bulan
6-7
11-12
13-15
13
Molar 2 
Mandibula
2,25 – 3 tahun
7-8
11-13
14-15
14
Molar 2 
Maxilla
2,25 – 3 tahun
7-8
12-13
14-16
15
Molar 3 
Mandibula
8-10 tahun
12-16
17-21
18-25
16
Molar 3 
Maxilla
8-10 tahun
12-16
17-21
18-25
Tabel tersebut menjelaskan bahwa gigi baru erupsi bila proses pembentukan mahkotanya telah lengkap, sedangkan akarnya masih tetap melanjutkan proses pembentukannya. Jadi, gigi yang baru erupsi belum memiliki bentuk akar yang lengkap. Tabel tersebut juga merupakan perkiraan secara umum, namun variasi di luar itu dapat saja terjadi.


3.      Apa penyebab perubahan warna gigi pada diagnosa scenario ?
Perbahan warna gigi pada hipoplasia enamel disebabkan lapisan dentin yang tidak tertutup email sehingga pancaran menjadi kekuningan, kemudian akan menyerap stain sehingga menjadi kecoklatan.
Deminerlisasi email àfase inorganik hilang.membentuk celah watery network. Enamelin dlm kondisi tertentu akan terkikis, sehingga ada jalan masuk (permeabilitas email) apabila terisi hidrogen akan terkikis namun apabila terisi kalsium akan teremineralisai

4.      Apa hubungan penyakit campak dengan diagnosa scenario ?
Penyakit campak adalah penyakit yang disebabkan virus paramyxo virus ( RNA dan envelop) pleimorfik yang menyerang pada tahap pertumbuhan gigi (tahap aposisi) yang mengganggu dari pertumbuhan enamel dan dentin. Virus hidup pada sel ameloblas dan merusak struktur sel sehingga sel menjadi tak berinti/berinti tapi tidak sempurna. Sel ameloblas yang awalnya berbentu kolumnar menjadi kuboid yang mengakibatkan sel penyusun gigi tidak normal sehingga proses pengendapan kalsium pada pertumbuhan email terganggudan terjadi penampakan garis horizontal pada permukaan gigi.

5.      Apa hubungan mengonsumsi buah buahan dan sayur sayuran pada pertumbuhan gigi  anak ?
Dalam erupsi gigi,dibutuhkan nutrisi,pada pertumbuhan gigi decidui membutuhkan nutrisi 100 mg,pada gigi permanen membutuhkan nutrisi 400mg,jika kekurangan dapat terjadi gangguan dalam pertumbuhan gigi tersebut.Nutrisi ini bisa didapatkan dengan mengonsumsi buah dan sayuran,karena dari situlah terkandung zat dan vitamin yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan gigi,contohnya adalah :
·         Vitamin A
Kekurangan vitamin A cukup besar pengaruhnya terhadap perkembangan gigi anak. Vitamin ini berperan dalam penyusunan struktur email, sehingga kekurangan vitamin A dapat menyebabkan pertumbuhan email yang tidaksempurna (Mustafa, 1993).
·         Vitamin D
Vitamin D fungsinya untuk pertumbuhan tulang dan gigi.sedikitnya sinar matahari mengakibatkan sintesa vitamin D di kulit berkurang, pengikisan menyebabkan kerusakan pada gigi anak-anak.Dalam hal ini vitamin D akan berfungsi pada waktu absorbsi dan metabolism kalsium dalam pembentukan tulang gigi (Mustafa, 1993).
·         Kalsium
Kalsium merupakan bahan utama untuk pembentukan dentin (bagian tengah gigi) dan email (bagian luar gigi). Asupan kalsium yang kurang pada masa pertumbuhan (bayi dan anak) dapat mengganggu pertumbuhan gigi. Bisa juga, gigi yang terbentuk menjadi tidak kokoh atau rapuh. Adapun bahan makanan sumber kalsium adalah susu, keju,dan kacang kedelai.
·         Fosfor
Asupan fosfor yang kurang akan mengganggu proses pembentukan gigi. Akibat asupan fosfor yang kurang pula, gigi akan mudah keropos dan gampang terkena karies. Angka kecukupan asupan fosfor adalah 200-250 mg/hari untuk bayi, 250-400 mg/hari untuk anak-anak, sedangkan remaja dan orang dewasa dianjurkan mengonsumsi 400-500 mg/hari, dan untuk ibu hamil/menyusui ditambah 200-300 mg/hr. Bahan-bahan makanan sumber fosfor antara lain: sarden, dan kacang-kacangan .
·         Magnesium
Magnesium termasuk di dalam kelompok makromineral yang merupakan komponen dari gigi, berfungsi mencegah kerusakan gigi dengan cara menahan kalsium di dalam email gigi. Angka kecukupan yang dianjurkan adalah 4,5 mg/kg BB atau untuk orang dewasa pria sebanyak 280 mg/hari dan wanita 250 mg/hari. Bahan makanan sumber magnesium adalah sayuran hijau, serealia, biji-bijian, kacang-kacangan,dan susu.
·         Fluor
Fluor termasuk golongan mikromineral yang berperan dalam proses mineralisasi dan pengerasan email gigi. Pada saat gigi dibentuk, yang pertama kali terbentuk adalah hidroksiapatit yang terdiri dari kalsium dan fosfor. Tahap berikutnya adalah fluor akan menggantikan gugus hidroksi (OH) pada kristal tersebut dan membentuk fluoroapatit yang menjadikan gigi tahan terhadap kerusakan. Paparan fluor dalam dosis rendah yang terjadi terus-menerus akan mencegah terjadinya kerusakan atau karies gigi. Sumber utama dari fluor adalah air minum. Sementara
angka kecukupan yang dianjurkan dan aman adalah 1,5-4 mg/hari.


7.      Apa saja kelainan yang terjadi pada pertumbuhan gigi ?
1.      Perubahan pada ukuran
1)      Microdontia
Satu atau beberapa gigi lebih kecil dari normal
* Generalized → semua gigi lebih kecil dari normal
- True generalized → semua gigi dikedua rahang lebih kecil dari normal. (pituitary dwarfism)
- Relative generalized → ukuran gigi normal atau sedikit lebih kecil dari normal, terdapat pada rahang yang agak sedikit lebih besar dari normal, sehingga terlihat seperti true microdontia.
* Localized → satu atau dua gigi yg terkena, lebih sering terjadi dibanding tipe generalized. mis: pd insisif lateral rahang atas (peg shaped), molar ketiga rahang atas (conically shaped)
 
Localized Microdontia                                    Generalized Microdontia

2)      Macrodontia
Satu atau beberapa gigi lebih besar dari normal
* Generalized → semua gigi lebih besar dari normal
- True generalized → semua gigi dikedua rahang lebih besar dari normal (pituitary gigantism)
- Relative generalized → gigi normal atau sedikit lebih besar dari normal dan terdapat pada rahang yang kecil (crowding pada gigi)
* Localized → biasanya hanya satu gigi/ gigi yang terisolasi yang terkena.
2.      Perubahan pada bentuk
1)      Gemination (Geminasi)
Bentuk mahkota yg abnormal dimana lebih besar dari normal, disebabkan oleh perkembangan 2 mahkota dari satu benih gigi. Upaya membuat 2 gigi dari satu organ enamel. Etiologi blm diketahui, diduga karena trauma.

2)      Fusion (Fusi)
Penggabungan dua bakal gigi yg sedang berkembang, menghasilkan satu bentuk gigi yang besar. Dapat mengenai seluruh panjang gigi atau hanya akar saja, dimana sementum dan dentin saja yg terhubung, saluran akar dapat terpisah atau tidak. Etiologi blm diketahui, diduga karena trauma
3)      Concrescence
Persatuan akar gigi dari dua atau lebih gigi normal yg disebababkan oleh pertemuan dari permukaan sementum dari aka2 gigi tersebut. Concrescence paling sering terlihat dalam hubungannya dengan  M2 atau M3 RA.
4)      Dilaceration (Dilaserasi)
5)      Dens Invaginatus (Dens Invaginasi)
Pembengkokan / lengkungan dari akar gigi yang lain dari biasanya. Etiologi dihubungkan dengan trauma ketika terjadi pertumbuhan akar. Faktor herediter juga dapat terlibat dlm beberapa kasus.
6)      Dens Evaginatus
Disebut juga dens in dente (gigi dalam gigi) Anomali gigi yang menunjukkan suatu pembesaran dan penonjolan dari lingual pit

7)      Taurodontism
Gigi mempunyai mahkota yang panjang (apically displaced furcation), menyebabkan ruang pulpa bertambah tinggi dalam arah apiko-oklusal
8)      Supernumerary Roots (Akar supernumeral)
Merupakan akar tambahan,paling sering terjadi pada caninus, premolar, molar RB terutama M3.
9)      Enamel pearls (Mutiara email)
Deposit butir ektopik dari email, biasanya terjadi pd daerah bifurkasi atau trifurkasi pada akar gigi molar. Lebih sering pd molar RAdaripada molar RB
10)  Attrition, Abrasion, Erosion (Atrisi, Abrasi, Erosi)
Akibat dari pemakaian gigi secara fisiologis yaitu dari proses mastikasi

3.      Kelainan jumlah gigi
1)      Anodontia
Adalah tidak adanya benih gigi
Ada beberapa macam anodontia
* Anodontia total = semua gigi hilang
* Anodontia partial = satu atau beberapa gigi hilang
* pseudoanodontia = satu atau bbeberapa gigi secara klinis hilang karena impaksi atau keterlambatan erupsi
* Anodontia palsu = gigi telah lepas atau diekstraksi
Anodontia partial lebih sering ditemukan
Gigi yang tidak tumbuh secara kongenital biasanya M3, diikuti I2 RA dan P2
Penyebab dari anodontia partial tidak diketahui, tetapi sering dihubungkan dengan faktor keturunan
2)      Impaction (Impaksi)
Impaksi dapat terjadi karena susunan gigi yang padat atau adanya penghalang fisik. Terkadang impaksi terjadi karena kelainan pada jalur erupsi gigi yang dapat disebabkan oleh letak benih gigi yang abnormal. Ankilosis, perlekatan gigi pada tulang, marupakan salah satu penyebab dari impaksi.
3)      Supernumerary Teeth (Gigi tambahan)

4.      Kelainan enamel
1)      Kerusakan Email karena Lingkungan (Enviromental Defects of Enamel)
2)      Amelogenesis Imperfecta
Merupakan kelainan herediter. Terjadi karena kerusakan kromosom. Penampakan mirip dengan enamel dysplasia.
                                  
8.      Kenapa dapat terjadi garis horizontal pada permukaan gigi ?
Terjadi ketidak sempurnaan pada pembentukan email gigi, terjadi garis horizontal karena mengikuti alur prisma email gigi yang berbentuk horizontal. Semakin ke arah dentin semakin menipis.

9.      Derajat kegoyangan karena pergantian gigi
Derajat 1 à Pasien merasa goyang namun operator tidak dapat merasakan kegoyangannya. Kurang dari 1mm.
Derajat 2 à Derajat kegoyangan 1 atau lebih lebih dari 1mm
Derajat 3à gigi dapat digerakkan dengan lidah ke arah horizontal
Derajat 4 à gigi dapat digerakkan kesegala arah

KESIMPULAN

Erupsi gigi terjadi setelah formasi dan mineralisasi mahkota terbentuk sempurna tetapi sebelum akar terbentuk sempurna. Gigi tumbuh dari dua tipe sel, yaitu epitel oral dari organ enamel dan sel mesenkim dari papilla dental. Perkembangan enamel dari enamel organ dan perkembangan dentin dari papila dental.18 Mahkota dan bagian akar dibentuk sebelum gigi tersebut erupsi, mahkota dibentuk terlebih dahulu, kemudian baru pembentukkan akar.Pertumbuhan mandibula dan maksila menurut Sadler, dipersiapkan untuk tumbuhnya gigi geligi. Perkembangan gigi dibagi dalam 3 tahap, yaitu :                                                                  -  tahap pra-erupsi : saat mahkota gigi terbentuk dan posisinya dalam tulang rahang cukup        stabil (intraosseus), ketika akar gigi mulai terbentuk dan gigi mulai bergerak di dalam tulang rahang ke arah rongga mulut, penetrasi mukosa, dan pada saat akar gigi terbentuk setengah sampai tiga perempat dari panjang akar
-  tahap pra-fungsional (tahap erupsi)
-  tahap fungsional : Tahap ini dimulai sejak gigi difungsikan dan berakhir ketika gigi telah tanggal dan berlangsung bertahun-tahun. Selama tahap ini gigi bergerak ke arah oklusal, mesial, dan proksimal. Pergerakan gigi pada tahap ini bertujuan untuk mengimbangi kehilangan substansi gigi yang terpakai selama berfungsi sehingga oklusi dan titik kontak proksimal dipertahankan.




ocw.usu.ac.id
Neville, Brad W. 2002. Oral & Maxillofacial Pathology. Philadelphia: W.B. Saunders Company
Langlais, Robert P. 1998. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang Lazim. Jakarta: Hipokrates
Regezi, Joseph A. 1999. Oral Pathology : Clinical Pathology Correlations. Missouri: Elsevier science
Orthodontics., Current principles and techniques by Thomas M. Graber et al.

Contemporary orthodontics by William R. Proffit

Dentofacial Orthopedics with functional appliances by Thomas M. Grabers et al.


Clinical Orthodontics By Charles H. Tweed DDS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar